Sabtu, 26 September 2009

Optical Disk

Pada kesempatan kali ini, pembahasan akan lebih difokuskan pada tren dan pengembangannya dalam waktu dekat. Tentunya Anda sudah lebih lama dan mengenal lebih dekat dengan CD. Optical storage yang satu ini memang sangat populer, terlebih dengan harganya yang sangat terjangkau. Juga untuk masalah kompatibilitas, yang agaknya mulai menjadi masalah pada penerusnya—DVD (akronim untuk Digital Versatile Disc ataupun Digital Video Disc)—yang akan dijelaskan pada penjelasan selanjutnya.

Namun, pembahasan kali ini akan lebih difokuskan mulai dari era DVD, berikut pengembangannya lebih lanjut. Dilengkapi juga dengan FAQ, yang merupakan pertanyaan yang sering terlontar pada saat membicarakan optical storage.

Perkembangan Optical Storage

Optical disk tidak menggunakan bahan yang bersifat magneti sama sekali. Optical disk menggunakan bahan spesial yang dapat diubah oleh sinar laser menjadi memiliki spot-spot yang relatif gelap atau terang. contohnya dar optical disk ini adalah CD-RW dan DVD-RW. teknologi optical disk ini dibagi menjadi dua yaitu:

  1. Phase-change disk. disk ini dilapisi oleh bahan yang dapat mengkristal(beku) menjadi crystalline(serpihan-serpihan kristal) atau menjadi amorphous state(bagian yang tak berbentuk). Bagian crytalline ini lebih transparan, karenanya tembakan laser yang mengenainya akan lebih terang melintasi bahan dan memantul dari lapisan pemantul. Drive Phase-change disk ini menggunakan sinar laser dengan kekuatan yang berbeda. sinar laser dengan kekuatan tinggi digunakan melelehkan disknya kedalam amorphous state, sehingga dapat digunakan untuk menulis data lagi. sinar laser dengan kekuatan sedang dipakai untuk menghapus data denga cara melelehkan permukaan disknya dan membekukannya kembali ke dalam keadaan crytalline, sedangakan sinar laser dengan kekuatan lemah digunakan untuk membaca data yang telah disimpan.

  2. Dye-Polimer disk. Dye-polimer merekam data dengan membuat bump(gelombang) disk dilapisi dengan bahan yang dapat enyerap sinar laser. sinar laser ini membakar spot hingga spot ini memuai dan membentuk bump(gelombang). bump ini dapat dihilangakan atau didatarkan kembali dengan cara dipanasi lagi dengan sinar laser.

Gambar DVD-RW disk pada sebuah gelondong

DVD-RW disk pada sebuah gelondong

DVD diperkenalkan pada tahun 1996, awalnya sebagai Digital Video Disc. Namun, pengembangan penggunaanya lebih lanjut membuatnya lebih dikenal sebagai Digital Versatile Disc. Secara fi sik memiliki banyak kesamaan dengan CD, namun perbedaan kapasitasnya cukup signifi kan. Sangat wajar, mengingat DVD adalah generasi kedua dari teknologi optical storage.

CD bersama dengan laserdisc adalah generasi pertama. Penggunaannya lebih banyak untuk music dan software/data. Keterbatasan penyimpanan data pada generasi ini membuatnya kurang ideal untuk video. Dibutuhkan permukaan yang lebar seperti laserdisc untuk optimal.

  • Generasi kedua mulai berkembang tahun 1990-an. Mampu menyimpan data dengan kapasitas lebih besar. Sehingga dipandang ideal untuk kebutuhan video sekarang. Generasi inilah yang sedang populer saat ini.

  • Generasi ketiga sebagian masih dalam taraf pengembangan. Ditujukan untuk mampu menyimpan high-definition video. Kapasitasnya yang bertambah juga memungkinkan menyimpan data jauh lebih besar, juga pemanfaatan pada video games console dengan detail gambar yang mendekati dunia nyata.

DVD Technical Information
Seperti juga CD, DVD terdiri dari dua jenis lapisan utama. Lapisan pertama dari bahan polycarbonate plastic, lapisan kedua bertugas sebagai refl ective layer dari bahan alumu nium atau emas. Kedua lapisan tersebut digabungkan, menjadi sebuah kepingan de ngan ketebalan 1,2 mm. Data dapat diakses dari salah satu sisi (untuk single-sided) dan dari kedua sisi (pada doube-sided disc).

Jika CD menggunakan teknologi laser dengan panjang gelombang 780 nm dan numerical aperture pada 0,45, bandingan dengan DVD yang sudah menggunakan panjang gelombang 650 nm dengan numerical aperture pada 0,6. Dari perbedaan panjang gelombang dan numerical aperture, didapatkan peningkatan efisiensi densisty hingga 3,5 kali. Masih ditambah dengan penggunaan coding DVD yang lebih efisien. Seperti digantinya error correction CIRC (Cross Interleaved Reed-Solomon Code) yang digunakan pada CD dengan Reed-Solomon Product Code (RS-PC) pada DVD. Keterangan tambahan lain mengenai spesifi kasi DVD dapat dilihat pada tabel.

Apa Itu DVD Format?
Seperti pada CD-Recordable (CD-R), DVD juga memiliki format untuk write-once, di mana penggunaan materi dye recording layer tidak memiliki kemampuan reversible. Namun berbeda dengan CD-R, pada teknologi DVD terdapat lima macam format untuk write-once: DVD-R, DVD+R, DVDRW, DVD+RW, dan DVD-RAM.

DVD-RW dan DVD+RW lebih mirip dengan CD-ReWriteable (CD-RW), dengan menggunakan recording layer yang dapat diubah-ubah (phase-change recording layer) oleh writing laser pada DVD writer drive. Kemampuan tulis ulangnya kurang lebih sebanyak 1.000 kali.

Dengan teknologi serupa, DVD-RAM mampu ditulis ulang hingga 100.000 kali. Dilengkapi dengan hard sector, kemampuan random access, dan beberapa dilengkapi dengan sebuah cartridge. DVD-RAM lebih tepat jika dibandingkan layaknya sebuah harddisk pada PC, daripada dibandingkan dengan DVD-RW ataupun DVD+RW.

Saat diperkenalkan tahun 1997, DVDR menggunakan teknologi laser dengan panjang gelombang 635 nm dan mampu menampung data sebesar 3,95 GB pada kepingan 12 cm. Ini dikenal sebagai DVD-R versi 1.0. Pada versi 1.9, kapasitasnya meningkat menjadi seperti yang kita ketahui sekarang 4,7 GB. Pembaruan tahun 2000, memisahkan antara DVD-R for Authoring dan DVD-R for General. DVD-R Authoring tetap menggunakan teknologi laser dengan panjang gelombang 635 nnm, dengan kapasitas terbatas pada 3,95 GB. Sedangkan, DVD-R for General menggunakan teknologi laser dengan panjang gelombang 650nm, sama seperti yang digunakan format DVD yang lain.

DVD-RW diperkenalkan pada tahun 1999 (versi 1.0), dengan kapasitas 4,7 GB pada kepingan berdiameter 12 cm. Namun masih memiliki masalah kompatibilitas. Baru pada tahun 2000 (versi 1.1) masalah ini diperbaiki.

DVD-RAM memulai debutnya pada tahun 1998. Versi 1.0 hanya memiliki kapasitas 2,6 GB pada keping 12 cm. Kapasitasnya berkembang menjadi 4,7 GB pada versi 2.0 di tahun 1999. Alternatif keping mini berdiameter 8 cm dengan kapasitas 1,46 GB (versi 2.1) diperkenalkan kemudian pada tahun 2000.

DVD+RW mulai dikenal di pasar luas pada tahun 2001. Dengan kapasitas 4,7GB untuk keping berdiameter 12 cm. Saat pengembangan sempat dikembangkan versi sebelumnya yang hanya memiliki kapasitas 3,0 GB. Selanjutnya, pada tahun 2002 mulai diperkenalkan DVD+R.

Kategori Standardisasi yang Digunakan untuk DVD
Jika pada era CD, dikenal standardisasi Yellow Book untuk CD-ROM (Compact Disc-Read Only Memory), Red Book untuk CD-DA (Compact Disc - Digital Audio), Orange Book untuk CD-R. Demikian juga pada format DVD.

Standardisasi ini mencakup karakteristik optical signal, susunan fisik, metoda writing, file system, dan seterusnya. Baik sesuai dengan format (DVD-ROM, DVD-R, DVD-RW, DVD-RAM), mapun penggunaannya yang spesifik (DVD-Video, DVD-Audio, DVDENAV, DVD-VR, DVD-AR, DVD-SR) standardisasinya diatur DVD Forum (dahulu dikenal dengan DVD Consortium). DVD Forum mulai terbentuk pada tahun 1995, yang terdiri dari gabu ngan manufaktur seperti Hitachi, Matsushita Electric, Mitsubishi Electric, Pioneer, Philips Electronics, Sony, Thomson, Time Warner, Toshiba, dan JVC.

Format DVD+R, DVD+RW dan DVD+MRW (Mount Rainier) diciptakan oleh DVD+RW Alliance. Dimulai pada tahun 1997, terdiri dari gabungan Philips Electronics, Hewlett-Packard, Mitsubishi Chemical, Ricoh, Sony, dan Yamaha. Berbeda dengan CD yang menggunakan banyak “book” untuk setiap format. DVD menggunakan standar yang lebih sederhana. Data yang terdapat pada DVD seharusnya dapat terbaca baik dengan UDF fi lesystem maupun ISO9660 filesystem (UDF Bridge Format).

Apa Itu Universal Disc Format (UDF)?
Standardisasi untuk UDF kali pertama dikeluarkan oleh Optical Storage Technology Association (OSTA) pada tahun 1995. Sebuah fi le system untuk optical storage, tidak terbatas untuk DVD saja.

Seiring perkembangannya, UDF juga terus berkembang mengikuti zaman. Untuk DVD, versi UDF 1.02 adalah filesystem yang digunakan pada DVD-Video, DVD-Audio dan DVD-ROM. UDF 1.5 digunakan untuk incremental writing (multisession). Sedangkan UDF 2.0 adalah standar yang digunakan pada DVD-RW, DVD-RAM dan DVD Video Recording (DVD-VR) format.

Perangkat Apa Saja yang Dapat Melakukan Proses Write pada Media DVD?
Tidak hanya komponen PC, seperti pada DVD writer drive saja yang mampu melakukan hal ini. Beberapa perangkat elektronik lainnya pun sudah mampu melakukan hal ini. Seperti pada beberapa handycam, ataupun TiVo yang dilengkapi kemempuan write pada media DVD. Format yang digunakan beragam, namun kebanyakan menggunakan format berikut: DVD-R, DVD-RW, DVD+R, DVD+RW, dan DVD-RAM.

Berapa Kapasitas Sebenarnya dari Sebuah DVD?
Untuk media DVD dengan diameter 12 cm, akan memiliki kapasitas 4,7 GB untuk single-sided dan 9,4 untuk double-sided. Sedangkan dengan diameter 8 cm, akan memiliki kapasitas 1,46 GB single-sided dan 2,92 double-sided.

Namun, keterangan tersebut hanya berlaku untuk DVD dengan single layer. DVD memiliki penamaan khusus untuk hal ini. Penjelasan singkatnya antara lain adalah sebagai berikut:
- DVD-5: Single-sided/single-layer DVD dengan kapasitas penyimpanan 4,7 GB.
- DVD-9: Single-sided/dual-layer DVD dengan kapasitas penyimpanan 8,5 GB.
- DVD-10: Double-sided/single-layer DVD dengan kapasitas penyimpanan 9,4 GB.
- DVD-18: Double-sided/dual-layer DVD dengan kapasitas penyimpanan 17 GB.

Pengembangan media optical storage tentunya tidak berhenti sampai di sini. Berkembangnya kebutuhan, menyebabkannya terus mengembangkan, utamanya untuk urusan kapasitas. Berita tentang akan digunakannya penerus DVD, yaitu Blu-Ray pada game console PlayStation 3 tentunya sudah dinanti-nantikan.

Pada dasarnya, pengembangan kapasitas kepingan ini lebih didorong dari kebutuhan untuk HDTV (High-Definition television). Bertambahnya jumlah pixel, dalam setiap frame rate, memberikan konsekuensi kebutuhan kapasitas yang lebih besar dari waktu ke waktu. Maka, tidak aneh jika pengembangannya juga didukung oleh industri film dunia.

Detail gambar yang lebih baik dan lebih realistis juga diinginkan para gamer, termasuk pada game console. Konsekuensinya dibutuhkan sebuah media penyimpanan—pada tren game console belakangan juga menggunakan optical storage—dengan kapasitas yang memadai untuk menyimpan data. Itu sebabnya pengembangan generasi ini juga didukung pabrikan besar, rakasasa game console.

Pertambahan kapasitasnya, tentu saja menjadi sebuah alternatif berguna dalam penggunaannya di dunia komputer. Maka, tidak mengherankan jika industri di bidang komputer, baik itu sistem integrator juga produsen komponen, khususnya yang memproduksi ODD (optical disc drive) juga turut mendukung pengembangannya.

Yang paling nyata akan segera hadir adalah Blu-ray. Realisasi penggunaannya kemungkinan besar akan diterapkan pada PlayStation 3. Penantang terdekatnya adalah HD-DVD. Apa dan bagaimana prinsip dasar dari Blu-ray dan HD DVD? Adakah teknologi lain selain keduanya, pada generasi ketiga optical disk ini?


Blu-ray Disc
Blu-ray Disc (BD) merupakan hasil pengembangan oleh Blu-ray Disc Association (BDA), yang terdiri dari produsen di bidang consumer electronic, komponen komputer, sampai ke industri film Hollywood, antara lain Twentieth Century Fox, Walt Disney Pictures and Television, serta Warner Bros.Entertainment.

Nama Blu-ray sendiri diambil dari jenis/warna laser yang digunakan, yaitu lebih tepatnya blue-violet. Penulisan tanpa huruf ‘e’ pada kata blue adalah sebuah kesengajaan, mengikuti aturan penamaan yang dikeluarkan dari BDA.

Sebagai pengembangan dari generasi sebelumnya, tentu saja memiliki kapasitas yang jauh lebih besar jika dibandingkan optical disc generasi terdahulu. Banyak kemajuan teknologi yang digunakan pada standar optical disc yang satu ini.

DVD dengan red laser menggunakan sinar dengan panjang gelombang 650 nm. Sedangkan, BD menggunakan sinar dengan panjang gelombang 405 nm. Sehingga mampu memiliki kapasitas 25 GB pada single layer dan 50 GB untuk dual layer.

Penggunaannya diramalkan akan lebih populer lagi bersamaan dengan digunakannya Blu-ray disc pada PlayStation 3 yang secara resmi akan meluncur pada November 2006.

Teknologi yang Digunakan
Secara teknologi, BD merupakan sebuah kemajuan besar untuk teknologi dalam optical-disc. Dengan jumlah kapasitas data per layer yang terbesar juga jika dibandingkan dengan generasinya.

Hal ini dimungkinkan karena BD benar-benar dapat dikatakan mengganti semua teknologi optical drive terdahulu, demi menghilangkan beberapa keterbatasan teknis yang dimiliki teknologi terdahulu.

Perbedaan utama pada BD juga terlihat pada jarak antara mata laser dengan lapisan data yang lebih dekat dibandingkan dengan optical-disc lainnya. Hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya birefringence atau double refraction. Ini adalah sebuah keadaan di mana sinar akan terpisah ke dua arah (atau lebih) setelah melewati material lain. Dengan memperdekat jarak antara layer data ke mata laser, Blu-ray mencoba meningkatkan akurasinya menjadi lebih baik dibanding optical disc terdahulu.

Pada awal pengembangannya hal ini sedikit memberikan masalah. Karena lapisan protective/pelindung yang dapat diterapkan pada BD jauh lebih tipis dibanding optical disc lain. Sehingga sangat rentan dengan goresan, ataupun debu dan bekas jari. Sempat diajukan alternatif untuk menyertakan cartridge untuk perlindungan tambahan BD, seperti awal keberadaan CD-ROM. Namun belajar dari kesalahan terdahulu, cartridge dipandang tidak praktis dan secara tidak langsung akan menghambat perkembangan pasar pengguna BD. Apalagi jika dibandingkan dengan generasi yang telah beredar dan para pesaingnya.

Sampai kemudian menggunakan lapisan pelindung dari TDK. Awalnya TDK telah dikenal dengan lapisan protective Durabis yang telah digunakan di berbagai opticaldisc. Khusus untuk BD, TDK mengembangkan Durabis 2. Selain akan melindungi dari goresan maupun debu menempel, ia juga membantu mempertahankan readability untuk keping itu sendiri.

Menggunakan laser blue-violet dengan panjang gelombang 405 nm, sebetulnya sama dengan yang digunakan dengan HD DVD untuk proses read dan write. Berbeda dengan DVD dan CD yang masih menggunakan red laser dengan panjang gelombang 650 nm untuk DVD dan 780 nm untuk CD.

Untuk ketepatan membaca dengan akurasi yang lebih tinggi, teknologi Blu-ray menggunakan lensa laser dengan numerical arperture (NA) yang lebih besar. Jika pada DVD menggunakan NA 0,6, maka pada Bluray menggunakan NA 0,85.

Standar BD
Seperti juga pada optical-disc lainnya, BD akan memiliki format media pre-recorded, media recordable, dan media rewriteable. Untuk media prerecorded, Blu-ray disc akan disebut sebagai BD-ROM. Media recordable-nya akan disebut sebagai BD-R, sedangkan untuk media rewriteable akan disebut BD-RE.

BD juga akan hadir dalam dua dimensi fisik. Berdimensi diameter 12 cm dan kepingan berdiameter 8 cm. Yang terakhir tersebut direncanakan akan dikembangkan penggunaannya pada digital camcorder. Dengan kapasitas hingga 15 GB untuk diameter 8 cm, kemungkinan akan menggantikan penggunaan mini DVD.

Codec yang akan digunakan masih menggunakan MPEG-2 yang juga digunakan pada DVD movie. Codec lain yang digunakan adalah MPEG-4’s H.264/AVC codec, VC-1 (codec based Windows Media 9). Sedangkan untuk audio menggunakan codec PCM, Dolby Digital, Dolby Digital Plus, DTS, DTSHD, dan Dolby TrueHD.

Jika Anda sudah puas dengan menu interaktif yang tersedia pada DVD sekarang ini, teknologi Blu-ray dapat memberikan yang lebih baik. Dukungannya dengan bahasa pemrograman Java dapat memberikan menu dengan kemungkinan perintah yang lebih interaktif dari yang telah tersedia pada DVD sekarang.

Dan seperti pada DVD, Blu-ray juga akan menerapkan region code. Berbeda dengan region code untuk DVD, Blu-ray hanya akan membagi ke dalam tiga region code. Dengan Indonesia yang akan berada dalam region code 3. Lebih lengkapnya, dapat dilihat pada tabel.

Seperti pada kebanyakan media, Blu-ray juga menerapkan digital rights management (DRM) yang disebut sebagai BD+. DRM yang diterapkan mampu diubah secara dinamis, yang tentunya akan menguntungkan pihak industri content. Sedangkan untuk pengguna, Blu-ray memiliki sistem Mandatory Managed Copy, yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan ripping ke format tertentu.

Masa Depan Blu-ray
Untuk teknologi, Blu-ray memberikan sebuah langkah jauh ke depan. Dukungan backward compatibility akan memungkinkannya untuk memiliki kemampuan memutar optical-disc dari generasi terdahulu. Sayangnya, diperlukan head pick-up tambahan dengan read laser untuk memungkinkan sebuah perangkat Blu-ray membaca CD atau DVD.

Beberapa produknya pun sebetulnya sudah mulai tersedia di pasaran. Sebut saja mulai dari Blu-ray Disc Player dari Samsung, yaitu BD-P1000, akan mampu membaca CD, dan DVD, selain tentu saja BD. Untuk optical drive pada PC, seperti Pioneer BDR-101A yang sudah diluncurkan akhir tahun yang lalu. Sebuah internal BD/DVD writer dengan interface ATAPI yang mampu melakukan proses write (single layer) pada BD-R maupun BD-RE, dan melakukan read dari media BD-ROM. Berikutnya akan hadir Playstation 3 yang juga akan menggunakan media optical-disc ini dan kemungkinan akan
meningkatkan popularitasnya.

HD DVD
Secara teknologi, dibandingkan dengan Bluray, HD-DVD (High Density Digital Versatile Disc atau High Defi nition Digital Video Disc) tidak menerapkan teknologi yang jauh lebih maju. Masih mengandalkan lapisan data, tepat di tengah-tengah ketebalan keping.

Berbeda dengan Blu-ray yang mencoba meminimalisasi birefringence dengan meletakkan lapisan data lebih dekat dengan mata laser.

Dengan kapasitas yang lebih kecil dibandingkan Blu-ray. HD DVD “hanya” akan menampung data sebanyak 15 GB pada setiap layer-nya. Namun pengembangan selanjutnya, akan memanfaatkan HD DVD dengan multi layer yang akan meningkatkan secara drastis kapasitas per kepingnya.

Mulai dikembangkan sejak akhir 2003, HD DVD lebih dulu dikenal dengan nama Advanced Optical Disc (AOD).

Teknologi yang Digunakan
Sama dengan Blu-ray, HD DVD menggunakan laser blue dengan panjang gelombang 405 nm. Lapisan data terletak tepat di tengah disc yang memiliki ketebalan 1,2 mm. Menggunakan mata laser dengan NA 0,65. Hanya selisih sedikit, jika dibandingkan DVD yang menggunakan NA 0,6.

Walaupun secara teknologi tidak menggunakan teknologi yang jauh lebih hebat dibanding DVD, namun ternyata memberikan keuntungan tersendiri. Untuk pihak produsen, dimungkinkan minimalisasi modifi kasi alat untuk dapat memproduksi HD DVD. Meskipun untuk dukungan backward compatibility dengan optical disc generasi terdahulu masih membutuhkan head pick-up tambahan untuk red laser.

Standar HD DVD
Dengan menekankan pada kompatibilitas, HD DVD memiliki standar yang unik. Sebagai contoh, ada alternatif solusi Combination Format dengan memanfaatkan kedua sisi keping untuk menyimpan data. Salah satu sisi dengan format konvensional DVD-9 dan pada sisi yang lain denagn HD DVD.

Atau dengan alternatif lainnya dengan Twin format disc. Merupakan sebuah standar format yang diakui DVD Forum dalam HD DVD-ROM versi 1.2. dengan menggunakan dua lapisan data. Lapisan pertama terdekat dengan lensa hanya akan terbaca oleh lensa red laser, namun transparan untuk blue-violet laser. Ditambah lapisan data untuk HD DVD. Jika keping ini dibaca oleh DVD “biasa”, maka ia akan dikenali dengan baik. Sedangkan pada perangkat HD DVD, blue-violet laser akan melewati lapisan data pertama dan membaca hanya pada lapisan data HD DVD.

Untuk kapasitas, HD DVD-ROM berdiameter 12 cm memiliki kapasitas 15 GB per layer. Dengan dual layer dan double sided, maka akan memiliki kapasitas 30 GB per keping.

HD DVD juga tersedia dalam dimensi berdiameter 8 cm, dengan kapasitas 4,7 GB untuk single layer dan 9,4 GB untuk double layer. Media untuk writeable disebut HD DVD-R dengan kapasitas 15 GB per side. Untuk media rewriteable menawarkan kapasitas 20 GB per side.


Masa Depan HD DVD
Untuk kompatibilitas, HD DVD jelas tidak kalah dengan Blu-ray. Bahkan bisa dikatakan lebih menguntungkan untuk produsen disc. Dengan biaya penggunaan teknologi yang lebih mudah ditambah struktur fisik yang mirip dengan DVD, membuatnya memungkinkan proses produksi yang mirip, bahkan bisa diterapkan pada satu mesin yang sama untuk memproduksi DVD maupun HD DVD. Hanya dengan sedikit penyesuaian.

Didukung oleh banyak studio film terkemuka dari Hollywood, tidak aneh jika perkembangan awalnya akan lebih mengarah ke player dulu. Sudah banyak produsen consumer electronic yang sudah memasarkanplayer untuk HD DVD ini. Bandingkan dengan Blu-ray yang sudah terlebih dahulu fokus ke drive burner. Meskipun sekarang HD DVD pun juga sudah memiliki produk drive burner. Bahkan Toshiba akan segera meluncurkan slim drive HD DVD burner drive untuk notebook Qosimo terbarunya.

Dukungan Xbox 360 untuk HD DVD pada pertengahan tahun 2006 ini kemungkinan juga akan cukup mengangkat popularitasnya di masa yang akan datang.

Versatile Multilayer Disc
Perkembangan dan info mengenai Versatile Multilayer Disc (VMD) mungkin tidak Anda kenal sebaik dua optical disc yang akan meramaikan generasi selanjutnya. Namun, ia memiliki kelebihan tersendiri yang sama sekali tidak dapat diremehkan, disbanding Blu-ray maupun HD DVD. Mulai dari kapasitasnya yang juga dapat mencapai 20 hingga 40 GB per disc.

Adalah New Medium Enterprises, Inc. (NME) yang mengembangkan teknologi ini. Ikut diperkenalkan pada CeBIT 2006 yang lalu, dengan estimasi akan diluncurkan pada kuartal ketiga tahun 2006 ini. Fokus awal target regional penerapannya adalah Asia dan India, dengan harapan selanjutnya akan diteruskan ke Eropa Timur, Rusia, dan Amerika Selatan. Berbeda dengan Blu-ray dan HD DVD yang bekerja sama dengan industri film berkiblat Hollywood, VMD telah menjalin kerja sama dengan industri film Bollywood.

Teknologi yang Digunakan
Masih memiliki banyak kesamaan dengan yang digunakan DVD. Kapasitas per layer pun hampir sama dengan DVD. Bertambahnya kapasitas dimungkinkan dengan penambahan layer. Jika pada DVD masih terbatas pada digunakannya dua layer, VMD akan minimal mampu menggunakan empat layer, sehingga kapasitasnya akan melonjak ke (hampir) 20 GB. VMD dengan 4 layer ini akan deisebut sebagai VMD-20.

Dan penambahan multi-layer ini akan terus dikembangkan pada VMD. Ini memungkinkannya akan terus bertambah kapasitas maksimal per side. Untuk teknologi mata laser, masih menggunakan red laser yang sama dengan yang digunakan pada DVD. Mirip dengan tujuan diciptakan HD DVD. VMD lebih ditujukan untuk kebutuhan menyimpan video.






Menunggu Perkembangan di Dunia Nyata
Masih banyak optical disc lain yang akan diperkenalkan dari generasi ketiga ini. Selain VMD, masih ada seperti EVD (Enhanced Versatile Disc) dan FVD (Forward Versatile Disc atau Finalized Versatile Disc). Kedua standar tersebut dikembangan di Asia. Namun tanpa dukungan kuat dari industri pengguna lainnya, perkembangan selanjutnya masih harus ditunggu.

Demikian juga dengan dua raksasa besar, Blu-ray dan HD DVD. Akankah salah satunya akan lebih dominan? Ataukah ke duanya akan terus bersaing sama kuat, sampai penggunanya harus menggunakan kedua teknologi optical disc tersebut. Dan dengan terpaksa harus memiliki kedua perangkat yang berbeda untuk dapat memutar kedua jenis optical-disc tersebut.



Sumber Artikel :
- http://bebas.vlsm.org/v06
- scriptintermedia.com
- http://en.wikipedia.org/wiki/optical disc
- http://www.blu-raydisc.com/
- http://www.dvdforum.org/hddvd-tech
- http://www.nmeinc.com/index.aspx
- http://www.digital-digest.com/highdefdvd/faq.html
- http://www.cdfreaks.com/article/250
- http://www.samsung.com/products/DVDPlayer/Blu ray/BD P1000XAA.asp
- http://www.pioneer.co.jp/press/release159.html

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar